SURABAYA - Nahdlatul Ulama sebagai ormas besar punya banyak kader intelektual muda. Satu diantaranya, Gus Kholili Kholil. Ia adalah keturunan Pahlawan Nasional, Syaikhona Kholil Bangkalan.
Pengurus PBNU termuda itu 10 tahun mondok di Pesantren Lirboyo Kediri. Karena itu, ia mumpuni secara keilmuan agama. Saat ini ia aktif di Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU.
Baca juga: Kaji Beky, Wakil Bupati dan Crazy Rich Blitar Terima Penghargaan dari Forkom Jurnalis Nahdliyin
Gus Kholili Kholili adalah satu dari 16 Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif yang ditetapkan Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) di tahun 2025.
Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi menilai sosok Gus Kholili Kholil adalah intelektual muda yang menjadi wajah NU di abad kedua perjalanan ormas terbesar di Nusantara itu.
Sebagai anak muda yang menjadi pengurus PBNU, ia tetap meneruskan tradisi dengan menjadi pengasuh Pondok Pesantren Canga'an, Bangil, Pasuruan.
Gus Kholili juga produktif dalam kegiatan literasi pesantren. Ia aktif menulis, mengaji kitab kuning, hingga menjadi Nara sumber dalam berbagai forum ilmiah.
"Gus Kholili ini intelektual muda NU yang moderat tapi tetap memegang teguh tradisi. Ia adalah kiai muda yang menjadi wajah NU di abad kedua. Karena itu, FJN memberi apresiasi sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025," kata Jurnalis yang akrab disapa Diday tersebut, Sabtu (15/11/2025) malam.
Baca juga: Di Markas Sabilu Taubah, Gus Iqdam Ajak FJN Kolaborasi Menebarkan Narasi Positif dan Perangi Hoax
Gus Kholili mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya atas penghargaan yang diterimanya. Ia juga memberikan support kepada FJN untuk terus berjuang.
"Saya bangga dan bahagia, merasa terhormat atas adanya penghargaan ini," ujar Gus kholili
Keturunan Pahlawan Nasional Syaikhona Kholil Bangkalan itu lantas mendorong FJN agar di Muktamar selanjutnya, FJN dapat menggaungkan isu adanya Badan Otonom (Banom) di kalangan NU yang resmi dan menyatukan Jurnalis Nahdliyin di seluruh Indonesia.
Gus Kholili pun menanggapi penganugerahan Pahlawan Nasional kepada Syaikhona Kholil Bangkalan. Mewakili Majelis Keluarga, Gus kholili menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas penghargaan tersebut.
Menurutnya penghargaan ini harus menjadi momentum penting, terutama di tengah maraknya sorotan terhadap oknum-oknum di kalangan pesantren yang dinilai bermasalah.
"Penghargaan Pahlawan Nasional kepada beliau menurut saya itu adalah penghargaan terhadap pesantren, terhadap Nahdlatul Ulama, dan semua elemen kaum muslim di Indonesia," tegasnya, sembari menyebut Mbah Kholil sebagai salah satu "Bapak Pesantren Indonesia Indonesia".
Editor : Diday Rosadi