ITS Kembangkan Instrumen Penilaian Kematangan Pengelolaan Identitas Visual Perguruan Tinggi

ayojatim.com
Dr Putri Dwitasari ST MDs saat mejelaskan pengembangan kerangka kerja identitas visual strategis yang menjadi hasil dari penelitiannya untuk disertasi doktornya di ITS. Foto: Ayojatim/Humas ITS

SURABAYA - Identitas visual strategis sangat penting bagi reputasi perguruan tinggi. Menyadari hal ini, Dr. Putri Dwitasari ST, M.Ds., lulusan Program Studi Doktor Manajemen Teknologi SIMT ITS, mengembangkan instrumen penilaian tingkat kematangan pengelolaan identitas visual strategis untuk perguruan tinggi.

Dalam disertasinya, Dr. Putri merancang instrumen untuk mengukur pengelolaan identitas visual yang strategis dan konsisten. Ide ini muncul dari pengalamannya sebagai Kepala Subunit Citra dan Promosi UKP ITS (2020-2021), di mana ia melihat identitas visual seringkali hanya dipandang sebagai estetika semata.

Baca juga: UHW Perbanas Ajak Generasi Muda Jaga Persatuan di Tengah Keberagaman

“Inkonsistensi dalam implementasi identitas visual sering terjadi, terutama di perguruan tinggi,” tuturnya.

Dosen Departemen DKV ITS ini menjelaskan, identitas visual merupakan simbol dan elemen grafis yang mengekspresikan esensi organisasi. Pengelolaan yang optimal diperlukan, bukan hanya berpatokan pada Graphic Standard Manual (GSM) lama.

“Pembaruan dan evaluasi berkala sangat penting,” tegasnya.

Penelitiannya mengadopsi model Expressiveness Quotient (EQ) dengan lima dimensi reputasi: visibility, distinctiveness, transparency, authenticity, dan consistency.

Lima dimensi ini diintegrasikan dengan model penilaian kematangan (maturity assessment model) untuk menghasilkan alat ukur kematangan identitas visual strategis.

Baca juga: Ucapkan Selamat Tinggal pada Metode Konvensional! ITS Luncurkan Permainan Edukasi Keuangan

Untuk mendapatkan instrumen yang relevan, Dr. Putri melakukan observasi di lima PTN-BH terbaik di Indonesia (UI, UGM, ITB, Unair, dan ITS) yang memiliki peringkat tinggi di QS WUR, THE, dan Webometrics.

“Asumsinya, kampus-kampus ini memiliki pengelolaan reputasi dan identitas visual yang kuat,” jelasnya.

Penelitiannya dilakukan dalam empat tahap: visual audit, wawancara mendalam, penyusunan instrumen, dan aplikasi instrumen untuk evaluasi. Proses ini membutuhkan waktu sekitar tiga tahun karena tahap pertama dan kedua dilakukan secara repetitif di setiap perguruan tinggi.

Kerangka kerja pengelolaan identitas visual strategis yang dihasilkan dapat diterapkan di berbagai institusi, baik negeri maupun swasta. Instrumen ini dirancang fleksibel dan dapat disesuaikan.

Baca juga: Cegah Terulangnya Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, Ini Rekomendasi Pakar ITS

“Saya berharap instrumen ini dapat diimplementasikan sebagai bahan evaluasi berkala,” harap Dr. Putri.

Penelitian ini, dibimbing oleh Ellya Zulaikha ST, MSn, PhD dan Dr. oec HSG Syarifa Hanoum ST, MT, mendukung poin ke-9 SDGs tentang industri, inovasi, dan infrastruktur.

Ke depan, Dr. Putri berencana menyederhanakan instrumen agar lebih praktis dan mudah diadopsi oleh lebih banyak institusi.

Editor : Alim Perdana

Wisata dan Kuliner
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru