JINJU - Ponorogo yang dikenal lewat budaya Reog dan semangat tradisionalnya, mencuri perhatian global.
Hal itu terjadi saat delegasi Komite Kota Kreatif Ponorogo yang terdiri dari Hamy Wahjunianto, MS, Panca Waluyo, dan Very Setiawan hadir dalam The 10th Jinju UNESCO Creative City International Academic Forum pada tanggal 10 Juni 2025, di City Hall of Jinju.
Baca juga: Utusan Khusus Presiden, Yovie Widianto: Reog Ponorogo Citra Internasional dengan Kharisma Lokal
"Misi utama delegasi Komite Kreatif Ponorogo adalah diplomasi budaya dan langkah strategis menuju pengakuan sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN)," kata Hamy Wahjunianto, anggota delegasi Komite Kota Kreatif Ponorogo, dalam keterangannya, Sabtu (21/6/2025).
Meski awalnya tak tercantum sebagai pembicara resmi, disebabkan adanya undangan langsung dari Prof Jeong Byung-hook, Koordinator Global UNESCO untuk Crafts & Folk Art. Ponorogo mendapatkan “kesempatan emas”. Ini tidak hanya jadi momen besar, tetapi juga babak baru dalam diplomasi budaya Indonesia.
Dalam penampilan spontan tersebut,
Very Setiawan,m yang mewakili Komite Kota Kreatif Ponorogo membawakan presentasi bertajuk “Culture, Cities, Creativity (CCC)”, yang menegaskan
bahwa: “We presented Ponorogo as a cultural city with strong traditional values and tremendous potential in the creativ industry. Known as the ‘Land of Reog,’ Ponorogo boasts a rich history in performance art…”
Kepercayaan diri ini menjelaskan bahwa Ponorogo bukan hanya daerah asal Reog, tetapi juga tuan rumah berbagai acara budaya prestisius dari Grebeg Suro dan Festival Nasional Reog
Ponorogo.
Baca juga: Pengamat Ekonomi : Secara Umum Kinerja Korporasi Bank Jatim Positif
Hingga International Mask and Folklore Festival yang mendasari kesiapan Ponorogo untuk meraih status UNESCO Creative Cities Network.
Hamy mengungkapkan sambutan Positif dan Pujian Internasional Prof. Jeong Byung-hook, yang memimpin UNESCO Crafts & Folk Art, menyatakan apresiasinya terhadap presentasi delegasi Ponorogo.
"Sambutan hangat juga datang dari Walikota Jinju, Mr. Kyoo-il Jo. Pertemuan resmi di balaikota mengukuhkan kesiapannya mendorong kerja sama lintas kota kreatif: Jinju – Ambon –
Ponorogo," terang Hamy.
Baca juga: ARCI : Kinerja Bank Jatim Positif, Tidak Ada Alasan Kuat Mengganti Direksi dan Komisaris
Sukses diplomasi ini tidak lepas dari peran Prof Ronny Loppies, Direktur Ambon Music Office
(AMO).
Ia mempresentasikan topik penting: “The power of Ambonese music and social interaction through local wisdom Pela and Gandong is vital in conflict resolution.”
"Kontribusi ini memperkaya pertemuan dan membuka peluang jalinan budaya antara Ambon dan Ponorogo, satu lagi langkah strategis dalam memperkuat jejaring budaya UNESCO," pungkas Dosen STIE YAPAN Surabaya tersebut.
Editor : Diday Rosadi