SURABAYA – Bulan Ramadan tidak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga momentum bagi siswa untuk mengembangkan diri secara akademik dan sosial.
Menurut perspektif sosiologi pendidikan, kegiatan selama Ramadan dapat membentuk karakter dan keterampilan sosial siswa melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Program Sedekah Kuota Tri, Langkah Nyata Dukung Literasi Digital Generasi Muda Indonesia
Pakar Sosiologi Pendidikan Universitas Airlangga (UNAIR), Prof Tuti Budirahayu, Dra., M.Si., menekankan pentingnya memanfaatkan Ramadan untuk menanamkan nilai-nilai positif dan meningkatkan produktivitas siswa.
Manfaat Kegiatan Positif Selama Ramadan
Prof. Tuti menjelaskan bahwa Ramadan melatih siswa dalam menginternalisasi nilai-nilai sosial seperti disiplin, sabar, toleransi, dan menghargai sesama.
“Dalam amalan ibadah Ramadan, siswa dilatih untuk menerapkan nilai-nilai sosial yang penting bagi kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Selain itu, Ramadan juga melatih siswa untuk mengelola waktu dengan lebih baik melalui aktivitas terstruktur, yang dapat meningkatkan efektivitas belajar dan kesiapan menghadapi tantangan akademik pasca-Ramadan.
“Jika dijalankan dengan baik, kegiatan Ramadan dapat membentuk kebiasaan positif jangka panjang yang bermanfaat bagi perkembangan akademik dan sosial siswa,” tambah Prof. Tuti.
Saran Kegiatan Produktif untuk Siswa
Agar tetap produktif selama Ramadan tanpa merasa lelah berlebihan, Prof. Tuti menyarankan siswa untuk memiliki jadwal harian yang seimbang.
Berikut adalah rekomendasi kegiatan yang dapat diikuti:
1. Pagi Hari
Mulai hari dengan tadarus Al-Qur’an selama 10-15 menit setelah sahur dan sholat Subuh. Lanjutkan dengan belajar atau mengerjakan tugas sekolah hingga waktu Dhuhur.
2. Siang Hari
Setelah sholat Dhuhur, siswa disarankan untuk beristirahat dengan tidur siang secukupnya agar tetap bugar menjalani aktivitas di sore dan malam hari.
Baca juga: Tips Menghindari Bau Mulut Saat Berpuasa
3. Sore Hari
Setelah sholat Ashar, siswa dapat kembali mengerjakan tugas sekolah sambil menunggu waktu berbuka puasa.
4. Malam Hari
Setelah berbuka puasa, siswa dianjurkan untuk melaksanakan ibadah seperti sholat tarawih dan tadarus Al-Qur’an.
Prof. Tuti menekankan pentingnya pengelolaan waktu yang baik agar siswa tetap aktif dan tidak terjebak dalam kebiasaan yang kurang produktif.
“Berpuasa tidak identik dengan tidur atau bermain-main, apalagi diberi libur lalu dimanfaatkan untuk bermain game melalui gawainya atau bermain-main ke luar rumah tanpa tujuan yang jelas,” tegasnya.
Peran Sekolah, Guru, dan Orang Tua
Sekolah, guru, dan orang tua memegang peran penting dalam membimbing siswa selama Ramadan. Prof. Tuti menekankan pentingnya kesepakatan antara guru, siswa, dan orang tua dalam menyusun jadwal kegiatan.
Baca juga: Catat! Ngabuburit di Jalur KA Dilarang
“Setiap anak harus berkomitmen dengan jadwal yang telah dibuatnya,” jelasnya.
Orang tua juga berperan dalam memastikan anak tetap produktif selama puasa. Prof. Tuti menyarankan orang tua untuk mengecek aktivitas anak setelah pulang bekerja.
“Ketika kembali ke rumah, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk mengecek kegiatan anak,” tambahnya.
Mengatasi Tantangan Kecanduan Gawai
Kecanduan gawai menjadi tantangan yang perlu diatasi selama Ramadan. Prof. Tuti menyarankan agar anak-anak dialihkan ke kegiatan ibadah dan aktivitas produktif.
“Perlu kerja sama antara anak, orang tua, dan guru agar Ramadan menjadi lebih bermakna,” pungkasnya.
Dengan mengikuti jadwal yang terstruktur dan dukungan dari sekolah serta orang tua, siswa dapat memanfaatkan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan prestasi akademik, keterampilan sosial, dan spiritualitas.
Editor : Alim Perdana